Hidrolisis Garam

HIDROLISIS GARAM

(HYROLYSIS OF SALTS)

A. Sifat larutan garam

unduhan

Garam merupakan senyawa ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa asam. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya berasal dari suatu asam. Dari hasil suatu percobaan diketahui bahwa sifat larutan garam begantung pada kekuatan relatif asam-basa penyusunnya.

  • Garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral
  • Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
  • Garam dari asam lemah dan basa kuar bersifat basa
  • Garam dari asam lemah dan basa lemah bergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan tetapan ionisasi basanya (Ka dan Kb)

Ka > Kb : bersifat asam

Ka < Kb : bersifat basa

Ka = Kb : bersifat netral

B. Konsep hidrolisis

Sebelum memulai pembahasan tentang hidrolisis garam maka perhatikan video berikut

Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air. Menurut konsep hidrolisis, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H3O+ (H+), sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion hidoksida (OH).

Hidrolisis garam merupakan reaksi asam-basa Bronsted-Lowry. Semakin kuat suatu asam semakin lemah basa konjugasinya, dan sebaliknya. Jadi, komponen garam yang berasal dari asam lemah atau basa lemah merupakan basa atau asam konjugasi yang relatif kuat, dapat bereaksi dengan air, sedangkan komponen garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat merupakan basa atau asam konjugasi yang sangat lemah, tidak dapat bereaksi dengan air. Berdasarkan reaksi asam dan basa terhadap air terdapat empat jenis garam.

  • Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Dengan demikian larutan bersifat netral.

NaCl → Na+ + Cl

Na+ + H2O   (tidak ada reaksi)

Cl + H2O  (tidak ada reaksi)

  • Garam dari basa kuat dan asam lemah akan mengalami hidrolisis sebagian, yaitu hidrolisis anionnya yang berasal dari asam lemah. Hidrolisis anion ini akan menghasilkan ion OH. Sehingga larutan bersifat basa.

NaCH3COO → Na+ + CH3COO

Na+ + H2O   (tidak ada reaksi)

CH3COO + H2O →  CH3COOH + OH

  • Garam dari asam kuat dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sebagian, yaitu hidrolisis kation yang berasal dari basa lemah. Sehingga larutan bersifat asam.

NH4Cl → NH4+ + Cl

NH4+ + H2O →  NH3 + H3O+

Cl + H2O   (tidak ada reaksi)

  • Garam dari asam lemah dan basa lemah terhidrolisis dalam air, sehingga disebut hidrolisis total. Sifat larutan bergantung pada kekuatan realtif asam dan basa yang bersangkutan. Jika Ka < Kb, maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa. Kb < Ka, maka kation yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat asam. Jika Ka = Kb larutan bersifat netral.

NH4CH3COO → NH4+ + CH3COO

NH4+ + H2O →  NH3 + H3O+

CH3COO + H2O →  CH3COOH + OH

C. Menghitung pH larutan garam

  • Garam dari asam kuat dan basa kuat

Garam yang berasal dari asam kuar dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis, sehingga laurtannya bersifat netral (pH = 7).

  • Garam dari basa kuat dan asam lemah

Garam dari basa kuat dan asam lemah mengalami hidrolisis parsial, yaitu hidrolisis anion.

A + H2O HA + OH

Kw = Tetapan ionisasi kesetimbangan air

Ka = Tetapan ionisasi asam lemah

M = Konsentrasi anion yang terhidrolisis

  • Garam asam kuat dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis kation.

BH+ + H2O B + H3O+

Kw = Tetapan ionisasi kesetimbangan air

Kb = Tetapan ionisasi basa lemah

M = Konsentrasi kation yang terhidrolisis

  • Garam dari asam lemah dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total. pH larutan sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun konsentrasi garam. pH larutan dapat dihitung melalui pengukuran:

Kw= Tetapan ionisasi kesetimbangan air

Ka = Tetapan ionisasi asam lemah

Kb = Tetapan ionisasi basa lemah (Michael Purba, 2006: 122-131)

Download RPP

Daftar Pustaka

Michael Purba. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta.